SYAIR
SANG PERINDU TUHAN
Perjalanan kehidupan di dunia yang
fana ini sangatlah kejam. Ketika takdir dan doa saling berkerumun menghampiri
dan lisanpun berkata. Tak kala cahaya mentari menyinari gelapnya kehidupan dan
bulan menghampiri kerinduan nestapa dengan sang pencipta alam. Sunyi, sepi,
duka dan lara terasa amat pedih mengiringi langkah perjuangan batinku.
Tersimpan kelam dalam sunyi sepetik
cucuran mentari hingga sedia kala senja menegukkan pancarnya. Bergelutkan kisah
agung dari hamba yang tak tertanam dalam jiwa. Berkeringkan sayap sang penjaga
hati dari pencipta karya semesta. Tak rencu meski bayang tak pasti mendekati
sesayup raga.
Takkan pernah tersiratkan rasa welas
asih terhadap apa yang akan tercurakan. Bukan curahan asli dari sang pedarahku.
Darah yang kini tak tahu arti goresan secarik tinta hidup.
Apa yang hina dalam diriku? Hingga
entah mengapa takdirku digariskan besar menjadi seperti ini. Tak pernah
terangankan dan terbayangkan ketika aku akan berpadu pada rerumpunan
permasalahan dan pernasiban ini? Ingin ku bertanya pada sang pencipta alam,
tapi ketika itulah aku tak sanggup membualkan isi dan inti permasalahan ini.
Entah apa yang harus aku lakukan. TUHAN...........
Tak pernah aku melihat seberkas
cahaya untuk selalu mengiringi hidupku yang kelam ini. :’(
Pada kisahku ini, Tuhan... Jagalah
dia selalu yang aku anggap benar-benar sosok pendewasaku, sosok penyemangatku,
sosok yang kusebut ayah bagiku.
Entah apa yang dilakukannya. Baik
atau buruknya tolong ridhoi setiap langkahnya kemanapun dia pergi. Ku
benar-benar sayang padanya meski ku tahu bukan hanya aku seorang yang ada
disamping dan dihatinya. Sempat ku temukan orang yang didekatnya yang serupa
denganku. Entah dia berbuat apa, tapi akku mohon padaMu Tuhan agar selalu
mengilhami setiap jengkal kakinya. Rasa sayangku padanya takkan pernah pudar
seperti bak mentariMu Tuhan...
Berikanlah penerangan jiwa pada kami
(aku dan sosok pendewasaku) oh Tuhan..
Aku
ingin selalu bersamanya untuk melangkah dan melakukan kebaikan dan ingin selalu
berada dijalan lurusMu. RIDHOI KAMI, TUHAN.........
Tidak ada komentar:
Posting Komentar