Minggu, 04 Januari 2015



SYAIR SANG PERINDU TUHAN
            Perjalanan kehidupan di dunia yang fana ini sangatlah kejam. Ketika takdir dan doa saling berkerumun menghampiri dan lisanpun berkata. Tak kala cahaya mentari menyinari gelapnya kehidupan dan bulan menghampiri kerinduan nestapa dengan sang pencipta alam. Sunyi, sepi, duka dan lara terasa amat pedih mengiringi langkah perjuangan batinku.
            Tersimpan kelam dalam sunyi sepetik cucuran mentari hingga sedia kala senja menegukkan pancarnya. Bergelutkan kisah agung dari hamba yang tak tertanam dalam jiwa. Berkeringkan sayap sang penjaga hati dari pencipta karya semesta. Tak rencu meski bayang tak pasti mendekati sesayup raga.
            Takkan pernah tersiratkan rasa welas asih terhadap apa yang akan tercurakan. Bukan curahan asli dari sang pedarahku. Darah yang kini tak tahu arti goresan secarik tinta hidup.
            Apa yang hina dalam diriku? Hingga entah mengapa takdirku digariskan besar menjadi seperti ini. Tak pernah terangankan dan terbayangkan ketika aku akan berpadu pada rerumpunan permasalahan dan pernasiban ini? Ingin ku bertanya pada sang pencipta alam, tapi ketika itulah aku tak sanggup membualkan isi dan inti permasalahan ini. Entah apa yang harus aku lakukan. TUHAN...........
            Tak pernah aku melihat seberkas cahaya untuk selalu mengiringi hidupku yang kelam ini. :’(
            Pada kisahku ini, Tuhan... Jagalah dia selalu yang aku anggap benar-benar sosok pendewasaku, sosok penyemangatku, sosok yang kusebut ayah bagiku.
            Entah apa yang dilakukannya. Baik atau buruknya tolong ridhoi setiap langkahnya kemanapun dia pergi. Ku benar-benar sayang padanya meski ku tahu bukan hanya aku seorang yang ada disamping dan dihatinya. Sempat ku temukan orang yang didekatnya yang serupa denganku. Entah dia berbuat apa, tapi akku mohon padaMu Tuhan agar selalu mengilhami setiap jengkal kakinya. Rasa sayangku padanya takkan pernah pudar seperti bak mentariMu Tuhan...
            Berikanlah penerangan jiwa pada kami (aku dan sosok pendewasaku) oh Tuhan..
Aku ingin selalu bersamanya untuk melangkah dan melakukan kebaikan dan ingin selalu berada dijalan lurusMu. RIDHOI KAMI, TUHAN.........

Tidak ada komentar:

Posting Komentar